SOPO - Di dermaga kecil di tepian Danau Toba itu, sudah ramai orang menunggu kedatangan sebuah kapal. Itulah kapal yang membawa jasad Veriona Gultom, yang tewas secara mengenaskan di rumah kos-nya di perantauan. Ia diduga menjadi korban pembunuhan oleh pacarnya sendiri.
![]() |
Kapal pembawa jenazah Veriona (Kiri), Foto Veriona semasa hidup (Kanan) |
Saat yang dinanti pun tiba. Kapal itu perlahan-lahan merapat ke dermaga. Seorang ibu terdengar menangis histeris memanggil-manggil putrinya. Namun, meski orang-orang sudah menangis, kapal tidak langsung mrerapat. Kapal tersebut terlebih dahulu berputar-putar di sekitar dermaga.
Demikian sekilas isi sebuah video yang beredar luas di medsos terkait tibanya jasad Veriona di kampung halamannya. Bagi orang yang tidak paham, peristiwa kapal mutar-mutar itu tentu aneh dan menimbulkan pertanyaan. Mengapa harus demikian? Apa maknanya?
Ternyata, itu bagian dari ritual yang dipercaya masyarakat sekitar. Menurut beberapa sumber, kapal yang berputar-putar sebelum merapat ke dermaga adalah pertanda atau pemberitahuan kepada khalayak ramai bahwa kapal tersebut sedang membawa jenazah.
Dengan demikian, jika orang menyaksikan bahwa kapal berputar-putar sebelum merapat ke dermaga atau pelabuhan, maka orang-orang akan segera tahu bahwa kapal tersebut sedang membawa jenazah.
Selain itu, ritual kapal yang berputar itu juga dipercaya sebagai bentuk penghormatan kepada orang yang meninggal dan merupakan wujud doa agar roh tenang di alam baka yang ditujunya.
Menurut sebagian orang, kapal berputar-putar itu juga sekaligus sebagai bentuk upacara sederhana penyerahan jenazah dari nahkoda kepada keluarga yang berduka. Demikianlah sekilas tentang makna kapal yang berputar itu. Dan hal itu sudah merupakan tradisi bagi masyarakat setempat, jadi bukan sesuatu yang baru.
Sebagaimana diberitakan, Veriona Gultom ditemukan meninggal dunia di dalam kontrakannya, di Bogor, Jawa Barat, dibawa pulang ke kampung halamannya.
Jenazahnya diberangkatkan dari Bandara Soekarno Hatta, Selasa (27/2) pagi. Pada siang, sudah tiba di kampung halamannya, di Desa Sitamiang, Kecamatan Onan Runggu, Kabupaten Samosir.
Dari bandara Kuala Namu, jenazah dibawa melalui jalur darat, lalu dilanjutkan menggunakan transportasi air lagi untuk bisa sampai cepat di kampung halaman.
Ratusan orang sudah menunggu kapal yang membawa jenazah Veriona Gultom ke Onan Runggu di tepi Danau Toba.
Tangisan dari pihak keluarga dan teman almarhum langsung pecah saat peti mati diturunkan dari kapal ke daratan. Orangtua dan keluarga seolah tidak percaya gadis muda ini telah pergi untuk selama-lamanya.
Sebelumnya, warga Kampung Tlajung RT 02/01, Desa Wanaherang, Kecamatan Gunungputri, Kabupaten Bogor, digegerkan penemuan mayat seorang perempuan muda.
Mayat tersebut diketahui bernama Veriona Gultom. Dia ditemukan meninggal di rumah kontrakan milik Anyien, Minggu (25/2/18).
Kapolsek Gunungputri, Kompol Yudi Kusyadi, membenarkan penemuan mayat itu. Dia mengatakan korban ditemukan pertama kali oleh pemilik kontrakan. Pemilik kontrakan mendobrak pintu kontrakan yang disaksikan tetangga dan Ketua RT, setelah sebelumnya tidak ada sahutan saat dipanggil berkali-kali.
Kapolsek menjelaskan, saat melihat ke dalam kontrakan, ternyata korban sudah terlentang di atas kasur dengan posisi berselimut. "Mulutnya terlihat mengeluarkan busa,” ungkapnya. (bbs/int)
Comments
Post a Comment